Mazmur 1 : 1-3

Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri dijalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencomooh,
Tetapi yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam.
Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil

II Timotius 2 : 15 - 16

Usahakanlah supaya engkau layak di hadapan Allah sebagai seorang pekerja yang tidak usah malu, yang berterus terang memberitakan perkataan kebenaran itu.
Tetapi hindarilah omongan yang kosong dan yang tak suci yang hanya menambahkan kefasikan

Mengenai Saya

Rabu, 27 Mei 2009

Serba Serbi Kecerdasan Otak

Anda ingin punya otak cerdas dan ingatan yang tajam? Disini saya berikan secara bertahap rahasia untuk mempertajam ingatan anda dengan jalan mengembangkan neuron transmitters (sel syaraf penghubung) anda, sehingga anda dapat memiliki Super Brain, Otak Super!

Didalam tulisan ini anda akan mempelajari beberapa cara untuk meningkatkan daya ingatan anda dan anda akan mendapat beberapa alat untuk mendorong atau meningkatkan efisiensi proses pencatatan data informasi itu. Kita akan menggunakan segala macam metode dan alat bantu dan bukan hanya dari satu sudut saja. Ini mencakup penggunaan keseluruhan daya persepsi dalam diri kita. Saya yakin bahwa kalau anda mempraktekkan apa yang dianjurkan oleh para pakar yang saya rangkum dalam buku ini anda akan menjadi seorang manusia yang mempunyai otak Superman!

Berpikir Positif

Bacalah cerita ini ....
Dijamin bahwa anda akan salah tebak dalam pertanyaan yang diajukan pada akhir cerita ini, kecuali kalau anda pernah membaca kisah ini.

Pada suatu hari ada satu pasangan yang sangat serasi dan saling mengasihi mengadakan perjalanan menumpang bis melewati daerah pegunungan. Ketika bis itu tiba di suatu desa mendekati puncak gunung itu, mereka mengambil keputusan untuk berhenti.

Setelah sepasang suami isteri itu turun dari bis. Bis itu melanjutkan perjalanannya. Tapi baru saja bis itu meluncur dari tempat pemberhentian itu sebuah batu besar terguling dari atas bukit disamping jalan dan menimpa bis itu sehingga hancur dan semua penumpang termasuk sopirnya meninggal seketika. Ketika melihat peristiwa itu, kedua orang itu berseru:

"Wah, salah benar kita meninggalkan bis itu. Seharusnya kita tetap berada didalamnya!" Mengapa mereka bertanya begitu? Untuk jawabannya lihat disebelah bawah. Tapi coba usahakan menjawabnya sendiri sebelum melihat dibawah. .
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Wah, kan aku bilang tadi, coba pikirkan dulu sendiri jawabannya sebelum melihat jawaban yang benar ....... .
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Haiiiyyaaaa, coba pikir lagi dong..... .
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
~ JAWABNYA ~

Kalau mereka itu tidak turun dari bis itu maka bis itu akan meluncur terus sehingga melewati titik berbahaya tadi ketika batu gunung itu tergelinding kebawah ...!!!!

Pelajarannya untuk kita: Hendaklah kita selalu berpikir positif dalam hidup ini dan berusaha untuk mendapat kesempatan menolong menyelamatkan orang lain!

Gigi

Ketika menerima rekening untuk pencabutan sebuah gigi, Pete menelpon dokter giginya dan mengomel, "Masakan anda meminta pembayaran sampai tiga kali lipat dari yang biasanya!" "Ya, aku tahu," jawab si dokter gigi, "habis anda berteriak begitu nyaring sehingga anda menyebabkan dua orang pasien saya lari ketakutan."

Tanda-tanda Mencolok Kedatangan Tuhan Yesus

Penulis ; Pdt.Sammy Lee

Kalau saya bertanya kepada anda “Apakah anda percaya bahwa Tuhan Yesus akan segera kembali?” saya pasti akan mendapat jawaban yang penuh keyakinan: “Tentu saja!” Tidak perlu kita ragu-ragukan bahwa kita sedang hidup pada akhir zaman dan kedatangan Yesus sudah dekat sekali. Nabi Yoel berkata dalam Yoel 1:15, “Wahai, hari itu! Sungguh, hari TUHAN sudah dekat, datangnya sebagai pemusnahan dari Yang Mahakuasa.” Mungkin ada yang berkata, tapi itu kan sudah dituliskan lebih dari dua ribu tahun yang lalu? Tidak salah, ayat itu dituliskan sekitar duaribu lima ratus tahun yang lalu. Tapi ayat ini menggambarkan keadaan dunia pada akhir zaman, dimana penduduk dunia akan menerima pehukuman dari Tuhan oleh karena kejahatan mereka yang telah memuncak. Kita yang hidup pada zaman ini, baik yang percaya kepada Alkitab maupun yang tidak percaya semuanya tidak ada yang membantah bahwa kita sedang hidup dizaman apabila kejahatan manusia sedang mencapai puncaknya.

Sekarang mari kita dengarkan apa yang dikatakan oleh penulis Alkitab yang terakhir, rasul Yohanes, dalam Wahyu 22:7, “"Sesungguhnya Aku datang segera.” dan didalam pasal yang sama ayat yang ke 20: "Ya, Aku datang segera!"

Nah, sekali lagi saya bertanya: “Apakah anda percaya Yesus akan kembali dengan segera?” Jawab saya adalah: “Tentu saja!” “Apakah kita dapat menentukan tanggalnya dengan pasti kapan Dia akan kembali?” “Jelas tidak dapat!” Tanggalnya tidak dapat kita tentukan. Hari dan jamnya, tidak diketahui seorang pun juga! Tapi berulang-ulang kali Yesus sendiri mengatakan bahwa kalau itu sudah dekat, kita akan mengetahuinya. Melihat tanda-tanda yang Dia berikan yang akan menunjukkan waktu kedatanganNya sudah dekat, hampir semuanya sudah di genapi, kita dapat merasa yakin, seyakin-yakinnya bahwa hal itu sudah tidak lama lagi.

Jangan Bayar Perpuluhan

Kotbah ; Pdt. Sammy Lee

Jangan kaget. Saya belum murtad, dan belum ada pikiran untuk murtad.
Khotbah saya kali ini berjudul : “Jangan Bayar Perpuluhan.” Benar, anda tidak salah baca. Dan saya tidak salah cetak. Saya harap sesudah membaca khotbah saya hari ini anda akan berhenti membayar perpuluhan! Sejak saya menjadi orang Advent, saya telah mengembalikan perpuluhan. Saya diinsyafkan bahwa Tuhan Allah memiliki seluruh alam ini. Semua yang saya punyai dan peroleh dengan usaha saya, adalah miliknya semata-mata. Saya ingat waktu itu saya menerima Rp. 400.00 setiap bulannya dari bapak saya sebagai pegawai negeri, yaitu bookkeeper pada bagian Tata Usaha PU Propinsi Sulawesi, di Makasar. Dari yang 400 rupiah, 300 adalah untuk membayar ongkos sekolah, dan 100 rupiah adalah untuk uang saku dan keperluan hidupku yang lainnya. Aku kembalikan yang 10 rupiah untuk Tuhan, dan kelihatannya sangat besar pada waktu itu.

Guru kami pada waktu itu mengatakan bahwa itu sebenarnya salah untuk mengatakan kita membayar perpuluhan, karena kalau kita membayar, berarti kita mengeluarkan uang milik kita untuk menukarkannya dengan sesuatu benda atau jasa yang akan kita peroleh. Sedangkan 1/10 dari pendapatan atau perolehan kita , bahkan sebenarnya 10/10 itu adalah milik Tuhan juga. Kita kembalikan kepadaNya yang 1/10 sebagai respons atas cintaNya dan pengakuan kita bahwa bahwa kita milikNya, dan bahwa kita percaya akan janjiNya bahwa Dia akan mencukupkan kebutuhan kita lebih dari yang kita perlukan. (Maleaki 3:8-10).

Kursi Bapak Yang Kosong

Anak perempuan dari seorang telah meminta pendeta dari gereja setempat untuk datang berdoa dengan bapaknya. Ketika pendeta itu tiba dirumah itu dia dapati orang itu sedang terbaring di tempat tidurnya diatas dua bantal yang tersusun. Sebuah kursi yang kosong terletak disamping ranjang itu. Si pendeta tadi berpikir tentu orang itu sudah diberitahukan akan kunjungannya kerumah itu.
Saya pikir tentu anda sedang menunggu kedatangan saya, dia berkata. 'Tidak, siapakah anda?' tanya bapak itu. Pendeta tadi memberitahukan namanya kemudian melanjutkan, "Saya melihat kursi yang kosong itu, jadi saya sangka anda sudah tahu bawa saya akan datang berkunjung." "Oh, ya, mengenai kursi itu,"kata orang yang kelihatan sakit payah tak dapat berdiri dari ranjangnya itu. "Bolehkah anda tolong menutup pintu itu?" I guess you were expecting me, he said.
Merasa sedikit keheranan, pendeta itu menutup pintu kamar itu. "Saya tidak pernah menceritakan hal ini kepada siapa pun , kepada anak perempuan ku pun tak pernah." kata si orang itu. "Tetapi sepanjang umur hidup saya, saya tidak pernah tahu bagaimana caranya berdoa. Digereja saya selalu mendengar pendeta berkhotbah tentang berdoa, tapi itu hanya lalu saja begitu melampaui kepala saya." Saya berhenti berusaha berdoa sama sekali," orang tua itu melanjutkan, "sehingga pada suatu hari kira-kira empat tahun yang lalu, seorang sahabat baikku berkata kepadaku, "Johnny, doa itu adalah suatu hal yang sederhana yaitu anda mengadakan percakapan dengan Yesus. Inilah anjuran saya. Anda duduklah disatu kursi, kemudian didepan anda letakkan satu kursi yang kosong, kemudian dalam iman anda lihatlah Yesus sedang duduk dikursi itu. Ini bukan satu pikiran yang aneh, karena Dia berjanji, 'Aku akan beserta dengan kamu selamnya.' "Kemudian anda bercakap dengan dia seperti caranya anda berbicara dengan saya sekarang." Jadi saya coba itu dan saya sangat menyukainya sehingga saya telah melakukan itu selama dua jam setiap hari. Saya sangat berhati-hati dalam soal ini. Kalau anak perempuan saya melihat saya berbicara kepada kursi yang kosong, pasti dia akan jadi senewen atau gegawang dan akan mengirim saya kerumah sakit jiwa."
Si pendeta sangat terharu mendengar cerita itu dan menganjurkan supaya meneruskan pengalaman ini. Kemudian dia berdoa dengan orang itu dan setelah itu mengurapinya dengan minyak dan kembali ke gerejanya. Dua malam kemudian anak perempuan itu menilpon pendeta tadi dan menyampaikan bahwa bapaknya sudah meninggal pada sore hari itu. "Apakah dia meninggal dengan tenang?" dia bertanya. "Ya, pada waktu saya akan meninggalkan pada jam dua sore, dia memanggil saya kesamping tempat tidurnya, mengatakan bahwa dia mencintai saya dan kemudian mencium pipi saya. Waktu saya kembali dari toko sejam kemudian, saya dapati bahwa dia sudah meninggal. Tapi ada sesuatu yang aneh dalam kematiannya itu. Kelihatannya, sebelum bapak meninggal, dia telah mengangkat kepalanya lalu membaringkan itu diatas kursi disamping ranjangnya. Menurut anda apa yang telah terjadi?" Si pendeta menyeka linangan air matanya dan berkata, "Betapa aku harapkan kalau kita semua bisa meninggal dengan cara demikian."

Saksi Yehova

Saksi Yehova atau Yehova Witnesses adalah aliran agama yang sering mengaku sabagai Kristen, Padahal banyak ajarannya yang bertentangan dengan kekeristenan. Anggota Saksi Yehova rajin melakukan kunjungan dan penginjilan pribadi, Khususnya kerumah orang Kristen yang sudah bergereja, sambil menyebarkan literatur dan mengajak jemaat untuk memperdebatkan kepercayaan mereka dengan tujuan menarik anggota jemaat tersebut untuk menjadi pengikut dari ajaran Saksi Yehova.
Nama Saksi Yehova ini didasarkan pada Yesaya 43:10-12-"Kamu inilah saksi-saksiKu,'demikianlah firman Tuhan,dan hambaKu yang telah terpilih, supaya kamu tahu dan percaya kepadaKu dan mengerti, bahwa Aku tetap Dia. sebelum Aku tidak ada Allah dibentuk, dan sesudah Aku tidak ada lagi. Aku,Akulah yang memberitahukan, menyelamatkan dan mengabarkan, dan bukannya allah asing yang ada diantaramu. Kamulah saksi-saksiKu,'demikianlah firman Tuhan,'dan Akulah Allah". dalam ayat itu muncul kata 'Tuhan' yang berasal dari kata Ibrani YHWH, yang mereka baca Yehova /Yehuwa. Dari situ akhirnya muncul nama:'Saksi Yehova' untuk gerakannya dan 'Saksi-saksi Yehova' untuk orang-orangnya.

Penekanan pelayanan pemberitaan 'Injil' mereka luar biasa, selain mereka sebagai sekte yang paling berbahaya, pelayanan mereka juga mengalami pertumbuhan yang luar biasa pesatnya
Mereka bisa bertumbuh begitu pesat karena Saksi Yehova tidak membedakan antara pendeta dengan orang awam. Semua anggota Saksi Yehova di dorong dan dilatih untuk memberitakan injil, khususnya kepada orang kristen yang tidak terlalu mengerti dengan Alkitab.
Sikap militan dan agresif dalam penginjilan ini mereka rela mengorbankan waktu, tenaga dan uang demi kegerakan mereka.
"waspadalah karena mereka mungkin ada di lingkungan anda saat ini"

Tuhan Ingin Anda Sukses

Strategi setan nomor satu agar kamu gagal adalah sifat suka menunda-nunda (prokrastinasi). Sadari bahwa sekaranglah saat terbaik bagimu untuk mengisi hidupmu dan berkarya secara produktif. Jika kamu ingin mempersulit pekerjaan yang sebenarnya mudah, maka tundalah menyelesaikan pekerjaan itu secara terus menerus.

Kata Joseph Newton, “Tugas yang dihindari tidak ubahnya hutang yang belum terbayar. Hutang itu belum terlunasi, hanya ditunda dan suatu saat kita harus mengembalikan hutang-hutang kita itu” Kerja adalah investasi terbaik yang bisa kamu lakukan untuk mengisi waktu.

Krisis Pernikahan

Sepasang suami istri baru saja bertengkar selama beberapa waktu.
Setelah hati dan kepala mulai dingin, si istri menghampiri suaminya yang sedang melihat-lihat surat kawin mereka, "Apa yang sedang kamu lakukan?"
Si suami mencoba menyembunyikan dokumen yang ada di tangannya dan berkata, "Aku tidak melakukan apa-apa."
Si istri yang telah melihat dokumen itu, sangat kecewa. "Tidak melakukan apa-apa? Aku melihatmu membaca surat kawin kita. Mengapa kamu berbohong! Kamu sudah mengamati surat kawin itu, dari atas sampai bawah, dibolak-balik lagi! Untuk apa itu?"
Merasa kesal, si suami berkata, "Baiklah jika kamu ingin tahu. Dari tadi aku sedang mencari tanggal kadaluarsa surat kawin ini!"

Beragama dalam Kepalsuan

Tidak bisa dipungkiri jika ada orang yang punya motivasi tertentu dalam beragama. Ini perlu dibedah supaya kita

Ucapan itu dilatarbelakangi peristiwa ketika Yesus memberi makan 5.000 orang hanya dengan lima roti dan dua ikan. Mukjizat itu memang membuat perut orang-orang yang hadir menjadi kenyang. Di lain sisi, hal itu memberi kesan tersendiri, yakni makan gratis. Kesan lainnya: ternyata ikut Tuhan tidak lapar. Di sini terlihat aktivitas keagamaan yang sangat menarik, di mana orang-orang mencari dan menemukan Yesus di seberang laut. Bagi mereka, Kristus tampak sebagai sesuatu yang sangat indah dan luar biasa. Untuk mencari Yesus, mereka meninggalkan aktivitas, keluarga, dan lain-lain.

Ini kegiatan keagamaan yang patut dipuji. Saat mencari Yesus mereka tampak beragama. Tetapi Yesus tidak memuji. Sementara gereja masa kini tentu akan berterimakasih dan memuji jemaat yang terus datang mencari Tuhan, sekalipun pencarian itu dilatari dua kemungkinan: palsu atau asli, atau ada selubung tertentu. Tapi gereja memang bukan Tuhan. Gereja tidak peka seperti Yohanes Pembaptis, yang tahu kepalsuan hati orang-orang yang mau dibaptis itu, maka dia pun menghardik, “Pulang kau ular-ular beludak!”

Orang zaman sekarang memang kurang peka dibanding para rasul. Mungkin itu sebabnya kita mudah menipu dan tertipu dalam konteks beragama. Tetapi yang namanya asli atau palsu bisa dikenali Tuhan, sehingga Ia berkata (ayat 26), “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya kamu mencariku bukan karena telah melihat tanda-tanda, melainkan karena kamu telah makan roti itu dan kamu kenyang”. Mereka memang tidak bisa melihat kenyataan bahwa Yesus itu sejatinya Tuhan. Jadi, mereka mencari Yesus bukan untuk memuji dan memuliakan Dia. Artinya, mereka mencari Tuhan karena masalah ekonomi, masalah uang.

Beragam motivasi

Yesus melakukan mukjizat atau tanda-tanda, supaya orang-orang bisa mengerti dan mengenal Allah dalam Dia. Tetapi mereka memang bukan mencari itu. Sementara, perempuan Samaria (Yohanes 4), menemukan dan tahu bahwa Dia-lah Mesias, anak Allah yang hidup. Tetapi banyak orang mencari Yesus yang bisa kasih makan. Yang mereka cari adalah roti yang bisa mengenyangkan perut. Dalam Yohanes 6: 36 dikatakan, “Tetapi Aku berkata kepadamu, sungguh pun kamu telah melihat Aku, kamu tidak percaya”. Artinya, orang bisa beragama karena berbagai kondisi, misalnya karena frustrasi, sakit, dan sebagainya. Mereka beragama dalam kepalsuan. Dalam Alkitab, banyak contoh orang yang keberagamaannya “asli”, seperti perempuan Samaria tadi. Yang palsu juga banyak. Contohnya, orang-orang yang menyalibkan Yesus, mereka adalah ahli-ahli Taurat, yang lebih mengerti tentang agama.

Di gereja, banyak orang berdalih mencari Yesus, namun sejatinya mereka hanya mencari roti yang dibuat-Nya. Mereka mencari Yesus untuk mengenyangkan perut, untuk memuaskan kebutuhan. Tapi mereka tidak bisa menipu Yesus yang bisa melihat hati dan membongkar kepalsuan beragama yang tumbuh subur masa kini. Orang dengan segudang motivasi bisa ada di gereja. Mereka bisa menaikkan doa-doa yang tampak-nya muluk dan luar biasa. Orang-orang ini, tingkat kerajinannya amat mengagumkan. Karena apa? Karena memang punya kepentingan perut. Maka mereka pun “rajin” mencari Kristus. Tampaknya indah. Tetapi mereka mencari Yesus supaya perut mereka terisi, ekonomi terjamin, kenyang dan puas. Keberagamaan yang ujung-ujungnya perut, suatu hal yang berbahaya dalam kehidupan jemaat. Realita persoalan perut, ekonomi ini terus bergulir dari masa ke masa, tak bisa dihindari. Jangankan pada jaman sekarang yang sangat modern, di jaman Yesus pun sudah ada motivasi palsu dalam beragama.

Maka perut-perut yang lapar ini menciptakan kepalsuan. Dan bukan hanya demi perut, demi status sosial, orang bisa melakukan banyak cara. Akhirnya kesaksian palsu pun banyak mengalun untuk uang! Kesulitan-kesulitan direkayasa. Penipuan–penipuan dengan dalih persoalan kesulitan kehidupan yang mengatasnamakan Yesus muncul di gereja. Hal semacam ini sudah jadi mainan, dan tidak lagi menimbulkan rasa takut. Celakanya banyak orang Kristen tertipu karena tidak lagi peka mendengar suara Allah. Ini sangat menakutkan, karena ternyata bukan hanya kesaksian, khotbah pun bisa diperjualbelikan.

Teguran keras terhadap orang Israel di masa lampau, kiranya bisa kita cermati sebagai teguran keras Yesus kepada kita. Jangan mencari Kristus hanya karena bangkrut. Jangan mencari Kristus hanya karena perlu jaminan keuangan atau tertimpa persoalan bisnis. Seriuslah beragama, jangan sampai Tuhan berkata, “Kalian bukan mencari Aku, tetapi mencari roti yang sudah membuat perutmu kenyang. Kalian tidak mencari Aku, karena sekalipun kalian mencari dan melihat Aku, kalian tidak percaya”. Hati-hati!

Pengikut Kristus Berani Tampil Beda

KRISTEN tidak hanya agama besar. Kristen menjadi identitas yang jelas dan tegas bagi para penganutnya. Seorang Kristen tidak akan malu menyebut agamanya, dan tidak akan merasa terhina karenanya. Namun dari mana asal-usul istilah Kristen? Ini perlu kita ketahui agar kita tidak hanya menyebut diri Kristen tanpa memahami makna dan hakekat kekristenan yang sesungguhnya.

Dalam Kisah Para Rasul 11: 26 tertulis, “Mereka tinggal bersama-sama jemaat itu satu tahun lamanya sambil mengajar banyak orang. Di Antiokhialah murid-murid itu untuk pertama kalinya disebut Kristen”. Sebutan “Kris-ten” itu datang dari orang-orang kafir dan ditujukan bagi orang-orang pengikut Kristus yang diang-gap, unik, aneh di tengah-tengah masyarakat kafir, pemuja banyak tuhan (politeisme). Di Antiokhia, ibu kota suatu provinsi di Syria ketika itu memang banyak orang Yahudi perantauan yang kemudian menjadi orang Kristen. Antiokhia yang saat itu berada di bawah pemerintahan Romawi, adalah kota yang cukup maju, moderat, dihuni masyarakat yang cara berpikirnya “rasional”.

Bagi mereka, orang-orang Kristen itu lain, tidak masuk akal. Orang Kristen dianggap aneh dan bodoh. Orang-orang Kristen tampak terlalu sopan di tengah kehidupan yang sangat vulgar dan borjuis. Ajaran-ajaran Kristen dinilai aneh oleh warga kota yang suka berpesta pora. Mereka menganggap bodoh orang Kristen yang mau saja disuruh mengendalikan diri dan hidup suci. Mereka menganggap pemahaman kekristenan itu sangat membelenggu kemanusiaan. Oleh karena itu kekristenan sangat tidak menarik bagi mereka. Maka untuk membedakan mereka dari kelompok pengikut Kristus itu, dengan sinis mereka menyebut mereka “Kristen”.

Jadi, istilah Kristen berasal dari orang di luar Kristen dengan maksud mengejek atau mengolok-olok para pengikut Kristus yang dinilai aneh itu. Uniknya, kata-kata sindiran “si Kristen” atau “si pengikut Kristus” justru diterima sepenuhnya oleh orang-orang Kristen pertama itu, karena mereka merasa terhormat disebut sebagai pengikut Kristus. Meski diolok-olok serta dihina, mereka bangga karena memang mereka pengikut Kristus. Seharusnya begitulah semangat pemahaman yang utuh tentang Kristen. Kalau kita merasa sebagai pengikut Kristus, boleh menyebut diri Kristen. Tetapi kita juga harus jujur, bagaimana kita bisa menyebut diri orang Kristen jika kita tidak benar-benar mengikut Kristus?

Di Antiokhia, pengikut Kristus disebut “Kristen” dalam rangka menghina. Tetapi cercaan itu jus-tru direspon secara positif oleh je-maat Antiokhia. Mereka menerima sebutan itu karena merasa terhor-mat sebagai pengikut Kristus. Saat ini, apakah kita pun merasa ter-hormat menjadi pengikut Kristus, atau sebaliknya? Jika merasa ter-hormat sebagai pengikut-NYA, apakah kita menaruh hormat ter-hadap hidup kekeristenan? Ataukah justru kita membuat orang tidak hormat pada kekristenan gara-gara kita mempertontonkan gaya hidup tidak bermoral, tidak jujur, dan sebagainya?

Bangga dan terhormat

Jangan menyederhanakan istilah ini. Jangan menyederhanakan panggilan ini. Jika merasa diri sebagai seorang Kristen, jadilah pengikut Kristus yang sejati. Ingat, awalnya istilah “Kristen” untuk menghina para pengikut Kristus, tetapi justru diresponi para pe-ngikut Kristus dengan positif. Meski dihina, dimaki, mereka jalan terus, tidak berhenti. Ini suatu fakta menarik. Bagi orang Kristen mula-mula, adalah sebuah kehormatan diolok-olok sebagai pengikut Kristus. Apa pun risikonya, mereka tetap maju. Kini, kita dan kekristenan menjadi pertanyaan. Apakah dewasa ini kita menjadi orang Kristen terhormat, yang menjadi pengikut setia Kristus? Apakah kita menghormati suatu gaya hidup kristiani, yang sesuai dengan kehendak Kri-stus? Apakah kekristenan memberi kita identitas bahwa kita adalah seorang pengikut Kristus, bukan pe-ngikut dunia? Sebagai Kristen, identitas kita harus jelas dan berbeda dari orang dunia.

Oleh karena itu, adalah tugas dan tanggung jawab kita, ketika berani menyebut diri sebagai orang Kristen, maka kita harus menjadi orang terhormat menjadi pengikut Kristus yang sekaligus menghormati gaya hidup Kristen. Gaya hidup kristiani sesuai dengan ketetapan-ketetapan Kristus, bukan ketetapan gereja atau golongan, tetapi harus mengacu pada kebenaran firman. Karena kita pengikut Kristus, ikuti saja jejak-NYA. Karena kita pengikut Kritus, ikuti saja apa yang dilakukan-NYA.

Orang Kristen harus punya spirit yang sangat kuat. Kekristenan membuat kita menjadi orang yang siap hidup berbeda dari yang bukan Kristen, dalam kualitas iman dan moral. Dulu, di Antiokhia, istilah Kristen atau si pengikut Kristus, menunjukkan suatu klasifikasi perbedaan iman dan moral. Jaman sekarang pun seharusnya demikian. Kalau kita bangga dan terhormat menjadi orang Kristen maka kita menjadi orang yang siap hidup beda dari orang-orang yang bukan Kristen, dalam kualitas iman dan moral.

Kita tidak perlu membuktikan sebagai orang Kristen yang baik dengan cara memegang tampuk kekuasaan lalu mengendalikan orang lain, misalnya. Kita tidak perlu menyebut diri orang Kristen dengan memaksa orang lain me-nyebut kita baik. Kita tidak perlu membayar supaya orang berteriak bahwa kita baik. Tidak perlu menggunakan kekuatan supaya orang lain berkata kita baik. Siap berbeda dengan orang yang bukan Kristen bukan dengan cara seperti itu, tetapi siap berbeda seperti kata Roma 12: 2, “Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi ber-ubahlah karena pembaruan budimu…”

Berubahlah sehingga kita mengerti apa yang menjadi kehendak Allah, karena kita adalah seorang Kristen, pengikut Kristus yang sejati. Siapkah kita menjadi tidak sama dengan dunia ini? Siapkah kita berbeda untuk menunjukkan kualitas iman dan moral?